Dian Pelangi seorang desainer yang cukup berpengaruh dalam trend fashion muslim di tanah air. Dia merupakan seorang desainer utama Dian Pelangi Company, salah satu perusahaan busana muslim yang berada di Indonesia. Dia juga salah satu lulus dari Ecole Superieur des Arts et Techniques de la Mode (ESMOD) pada 2008. Wanita kelahiran Palembang pada tahun 1991 terinspirasi akan pelangi yang begitu kaya warna dan selalu berusaha menggali kekayaan budaya Indonesia.
Wanita belia ini belum lama berkiprah di dunia mode
fashion, akan tetapi siapa sangka dia sanggup berkarya dan memamerkannya
di dalam negeri hingga mancanegara. Memang permulaannya tidak semulus
yang kita duga. Banyak rintangan yang dia hadapi yang justru menjadi
batu loncatan untuk terus berusaha agar karyanya bisa diterima oleh
khalayak ramai.
Mungkin di antara para sahabat ada yang sudah familiar
dengan nama Dian Pelangi. Ya, dia adalah perancang busana dengan gaya
trendi masa kini dengan sentuhan Islami tanpa menghilangkan cita rasa
tradisional Indonesia. Kesuksesannya layak untuk diperbincangkan agar
menjadi inspirasi bagi para sahabat. Yuk kita telusuri awal mulanya dan
seperti apa tips untuk mencapai keberhasilannya.
Kami berkesempatan berbincang cukup dekat langsung
bersama dengan Bapak Tito Haris selaku Business Development Manager Dian
Pelangi yang tentunya sekaligus sebagai suami Dian. Selain beliau,
Bapak Achmad Fauzi sebagai orang kepercayaan di bidang IT juga turut
membeberkan rahasia pengelolaan keuangan bisnisnya hingga sesukses
sekarang. Di kantor manajemen termasuk butik di kawasan Kemang Jakarta
Selatan ini kami memperoleh banyak kisah menarik yang patut disebarkan
bagi para sahabat sebagai berikut ini.
Pada mulanya bisnis di bidang busana yang diembannya
didirikan oleh kedua orang tua Dian pada tahun 1991 yang juga merupakan
tahun kelahiran Dian. Ada tebersit di dalam pikiran ibunda dan
ayahandanya bahwa bisnis ini sebaiknya diberi nama Dian sebab usaha ini
kelak akan diteruskan olehnya saat dewasa. Karena busananya sebagian
besar menggunakan teknik “jumputan” yakni teknik warna-warni khas
Palembang yang istilah lainnya adalah Pelangi, maka istilah Pelangi
diambil untuk melengkapi nama bisnis ini menjadi Dian Pelangi.
Walaupun model kain yang dihasilkan termasuk kategori
modern, nilai rasa khas tradisional Indonesia pun tidak serta-merta
dilupakan begitu saja. Jika ditelisik lebih lanjut, detil kain rancangan
Dian Pelangi ini kental akan corak batik dan songket. Gabungan ini
sengaja menjadi pilihan karena sehubungan ayahanda keturunan Pekalongan
dan ibunda keturunan Palembang.
Seiring dengan berjalannya waktu, Dian yang sudah lulus
dari sekolah fashion ESMOD ketika berumur 18 tahun sudah mampu menjadi
perancang utama (main designer) di butik Dian Pelangi. Karena memiliki
jiwa anak muda, fresh, dan colorful, Dian diterima menjadi anggota
Asosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia dan dipilih dalam Jakarta
Fashion Week 2009. Di sinilah cikal bakal Dian Pelangi dikenal oleh
banyak orang.
Untuk meningkatkan kesadaran orang banyak akan nama Dian
Pelangi, wanita yang bernama lengkap Dian Wahyu Utami ini bersama-sama
dengan suami dan orang tuanya senantiasa menjalin silaturahim dengan
pemerintah negara Indonesia khususnya kepada Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Dian Pelangi sering mendapat tawaran
dan ajakan untuk memamerkan karyanya di luar negara seperti Prancis,
Qatar, Sudan, Jordan, Malaysia, Singapura, dan masih banyak lagi. Bahkan
tanggal 26 September 2014 nanti Dian diundung dalam acara DC Fashion
Week di Washington DC yang masih ada kaitannya dengan acara sebelumnya
yakni pemilihan bakat bekerja sama dengan salah satu media swasta di
Indonesia.
Dian Pelangi saat ini sudah memiliki 16 cabang yang
tersebar di Indonesia termasuk 1 cabangnya berada di Malaysia. Untuk
dapat mengembangkan dan mempertahankan prestasi bisnisnya, Dian Pelangi
memiliki tim muda yang kreatif, giat, dan sungguh-sungguh. Banyak upaya
yang ada dalam usaha ini di antaranya pertama upaya agar Dian Pelangi
menjadi pemimpin dalam bisnis busana muslim dengan syarat model yang
unik/ khas sehingga setiap orang yang melihat karyanya akan otomatis
terucap “Ini pasti fashion Dian Pelangi”. Kedua, bisnisnya ikut
mendukung melestarikan warisan seni tradisional Indonesia. Hal ini
tampak betul dari corak batik, jumputan, dan songket di setiap
rancangannya. Ketiga, memperluas jaringan pemasaran dengan memanfaatkan
media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram yang selama ini
terbukti langsung bersentuhan dengan khalayak ramai. Media sosial juga
dijadikan oleh Dian Pelangi sebagai jembatan untuk memahami aspirasi
seperti kritik dan saran dari para peminat busana Dian Pelangi. Dan yang
terakhir adalah pengelolaan keuangan usaha secara tepat untuk
meminimalisasi kesalahan sekaligus efisiensi waktu dalam mengambil
keputusan bisnis.
Kini anggapan miring tentang Dian Pelangi yang diragukan
kemampuannya di bidang perancangan busana sudah dapat ditepis dengan
banyak karyanya yang terbukti diterima banyak orang dan sudah dipamerkan
di dalam dan luar negeri dengan berbagai label lainnya seperti Tenun
Pelangi, Batik Pelangi, dll.
Semakin berkembangnya usaha, semakin pesatnya juga
frekuensi transaksi yang terjadi. Bapak Achmad Fauzi menuturkan bahwa
perkembangan bisnis Dian Pelangi menuntut kami untuk meninggalkan cara
lama yang serba manual. Alasannya pekerjaan manual yang diandalkan pada
saat itu menimbulkan kerumitan tersendiri seperti tidak terkendalinya
stok barang. Tidak jarang stok hilang atau rekaman database yang tidak
valid di aplikasi yang serba terbatas sebelumnya apalagi Dian Pelangi
sudah memiliki cukup banyak cabang. Berkat rekomendasi kenalannya di
Pekalongan, Bapak Oji begitu beliau akrab disapa, memutukan untuk
memilih software akuntansi sebagai penunjang pencatatan keuangan dan
stoknya. Meski baru mengimplementasikan software yang dimaksud sejak
bulan Mei 2014 lalu, nyatanya segala kerumitan yang pernah dialami
sebelumnya dapat berangsur-angsur berkurang. Bapak Oji merasa penggunaan
software akuntansi tidak hanya untuk mengorganisasi keuangan, tetapi
juga memudahkan pekerjaan sehingga cepat untuk mengambil keputusan
bisnis. “Salah satu fitur yang sangat kami perlukan yakni adanya laporan
barang paling laris sehingga kami bisa mengetahui barang apa saja yang
memang paling diminati dan bisa mengevaluasinya”, ujar beliau.
Dari uraian di atas kita bisa ambil pelajaran berharga sekaligus menjadi inspirasi kesuksesan untuk kita seperti berikut ini:
- Menjadi pengusaha tidak harus selalu memiliki umur yang matang (mature) tetapi yang diperlukan adalah kemampuan dan kesungguhan yang terus-menerus dalam merintis usaha.
- Kerja kompak dalam tim harus selalu diterapkan. Ingat pepatah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
- Selalu jalin jaringan kerja (network) dengan pihak luar untuk melakukan kerja sama, penajaan (sponsorship), dll.
- Buat seunik mungkin karyamu sehingga orang lain akan otomatis tersadar bahwa apa yang mereka lihat adalah karyamu.
- Manfaatkan internet untuk menembus pangsa pasar yang lebih luas. Media sosial menjadi alat ampuh dalam perluasan pemasaran sekaligus sebagai alat untuk melihat langsung aspirasi pelanggan.
-
Pilihlah perangkat akuntansi yang tepat untuk pengelolaan stok dan keuangan bisnis.
Sumber : http://zahiraccounting.com/id/15717-kisah-sukses-dian-pelangi-inspirasi-kawula-muda.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar